Kamis, 26 Mei 2011

Pendidikan Karakter : Mencetak generasi yang Efektif atau Produktiif?



            Pendidikan merupakan proses internal seseorang dalam belajar mengajar diri sendiri melalui proses refleksi dan relevansi pengetahuan yang dimiliki dengan pengalaman yang sudah tertanam. Fasilitas berupa pendidik dan berbagai macam sumber belajar yang tersedia, selalu diperbaharui untuk memudahkan dalam proses akomodasi dan asimilasi yang terjalin dalam otak dan mampu menerjemahkan pengalaman dan pengetahuan di dalam struktur kognitif seseorang. Seperti halnya dengan proses pendidikan yang selama ini sedang berjalan dan terus membenahi diri ke arah persaingan global. Menuntut setiap orang dapat menjalani hidup yang berazaskan solidaritas, demokrasi dan berkebudayaan nasional di tengah luasnya arah persaingan dunia.
 Pendidikan merupakan satu kunci integral dalam pembentukan dan perkembangan karakter dan kepribadian seseorang. Sehingga dalam perkembangannya terus diwarnai dengan perbaikan dan evaluasi. Diharapkan melalui pendidikan mampu membantu merealisasikan tujuan bangsa yang menginginkan masyarakatnya berkepribadian luhur dan berkarakter. Memperkuat landasan keprofesionalan pendidik, mempertajam kemampuan pendidik dalam berbagai bidang, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan hingga mengubah kurikulum tiap decade kepemimpinan. Semua itu merupakan usaha para praktisi pendidikan dalam memperbaiki mutu pendidikan mengevaluasinya dari hasil yang diperoleh sebelumnya. Proses evaluasi dari hasil pendidikan kurang mendapatkan respon positif oleh masyarakat. Asumsi bahwa pendidikan formal dan informal kurang efektif menindaklanjuti tindak kriminal sudah merambah dalam benak masyarakat. Asumsi ini diperoleh dari katidak wajaran yang terjadi di kalangan elit pemerintahan. Kebanggaan mendapatkan nilai tinggi dengan predikat pelajar yang baik telah ternodai dengan kelakuan yang tidak baik saat menjalani suatu system yang mengikat..
Kualitas pendidikan yang sedang diproses adalah menciptakan peserta belajar yang berkarakter dan berkepribadian luhur melalui pendidikan karakter dalam setiap aspek pelajaran  Rencana ini sedang gencar – gencarnya dipublikasikan. Bahkan sebenarnya sudah sejak dahulu pendidikan karakter terangkum dalam mata pelajaran yang diajarkan. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang menjarahi seluruh aspek kehidupan, pendidikan karakter seakan hanya sebatas pajangan dalam pendidikan. Berbagai alternative mulai diuji cobakan dan direvisi kebermaknaannya. Berbagai training, seminar, penataran, diskusi dan rapat besar mulai mengangkat kembali tema Pendidikan Karakter. Yang dahulu hanya sebatas pajangan, kini mulai diekspos dan dicanangkan kembali.
Pendidikan karakter yang sedang dalam proses penyebarannya ini telah diwarnai dengan getaran ketidaksetujuan diberbagai pihak. Ketidaksetujuan tersebut mulai beredar setelah dengan terang – terangan pendidikan saat ini akan diresapi dengan pendidikan karakter dalam mata pelajaran. Trauma akibat perlakuan yang kurang pantas dari beberapa lulusan pelajar berprestasi. Membuat kepercayaan pada sektor pendidikan saat ini mulai terkikis. Terlepas dari itu, di berbagai instansi pemerintahan sudah mencanangkan penambahan dan rekonstruksi pendidikan karakter dalam mata pelajaran. Sadar atau tidak dari mulai pendidikan dasar, pendidikan menengah, menengah atas hingga perguruan tinggi, mata pelajaran yang disediakan telah mengandung unsure pendidikan karakter. Seperti mata pelajaran Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Kesenian, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Biologi hingga mata pelajaran yang bersifat eksakta seperti Matematika, Kimia dan Fisika. Di dalam mata pelajaran tersebut sudah tertanam benih pembentukan karakter dan perkembangan kepribadian. Yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan seseorang. Karena pada dasarnya setiap individu mempunyai kepribadian dan karakter masing – masing yang menuntunnya dalam menjalani setiap aspek kehidupan. Tinggal usaha masing – masing orang dalam menuntun karakternya ke arah yang baik. Melalui pendidikan informal maupun non formal. Sehingga memungkinkan adanya keharmonisan hidup antar sesame manusia. Jika karakter baik sudah terbentuk dalam diri seseorang, merupakan suatu anugrah yang dapat menjadikan pribadi tersebut mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari dengan baik. Lingkunganpun akan menjadi lingkungan yang sehat.
            Seperti yang sudah diketahui bahwa Pendidikan karakter sudah terakumulasi dalam mata pelajaran dari tingkat dasar, menengah, atas sampai dengan perguruan tinggi. Baik secara teselip dalam mata pelajaran  atau berupa jargon resmi suatu lembaga pendidikan dalam mengemas pendidikan bagi peserta belajar. Suatu angan – angan yang sangat baik dari hasil yang diterima melalui pendidikan karakter.  Tetapi sampai sekarang apakah hasil realistis yang diidamkan masyarakat sudah terasa dan terlihat kasat mata? Masyarakat yang saling menghargai, saling menghormati, menjaga satu sama lain, bekerjasama dalm berbagai aspek positif, kejujuran, tenggang rasa, tanggung jawab,dll yang merupakan cermin dari Pendidikan Karakter  yang baik sudah terjalin? Sudah hilangkah praktik korupsi dan tindak kejahatan lainnya?
Efektivitas dan produktivitas Sumber Daya Manusia yang terjalin dari proses Pendidikan Karakter masih dipertangguhkan. Efektif melahirkan individu yang mempunyai karakter “lain tempat lain penafsiran” mungkin banyak merajalela. Ketidakberdayaan dalam menjalani system yang penuh dengan intrik pemalsuan sifat membuat lemah pertahanan karakter dalam diri individu. Produktif menghasilkan individu yang lemah dalam menghadapi kejahatan juga merupakan kemungkinan kegagalan dalam pendidikan karakter.
Hasil yang diharapkan adalah terlahirnya Sumber Daya Manusia yang efektif dalam memperbaiki diri dan produktif menciptakan inovasi baru dalam dunia pendidikan. Yang pasti inovasi yang terbentuk membantu dalam menumbuh kembangkan karakter yang seutuhnya dalam diri individu. Individu berkarakter yang diharapakan adalah individu yang benar – benar merasakan ilmu yang didapatnya menuntun untuk bertingkah laku baik. Tidak melanggar hokum dan peraturan. Dalam prosesnya apabila peserta didik dan semua factor pendidikan dapat mendukung satu sama lain dalam mensukseskan proses pendidikan mungkin hasil yang diperoleh dapat positif. Dapat mengaplikasikan dan menjiwai suatu pedoman kebenaran dari berbagai ilmu pengetahuan. Maka kejahatan dan tindak criminal yang biasanya marak terjadi akan punah dengan kedatangan masyarakat yang cinta damai. Selain dari aspek padidikan formal, pendidikan yang terjadi pada masing – masing intenal individu harus bisa mengarahkan seseorang tersebut menjadi lebih baik tingkah laku dan perkataannya. Lain halnya jika peserta belajar yang menjalaninya tidak dapat menanamkan dengan kuat nilai – nilai luhur yang  mengandung benih pendidikan karakter. Hal – hal yang lebih buruk akan merusak batin dan fisik setiap orang. Untuk itu diharapkan semua komponen yang ada di bumi ini mampu menghadirkan ketenangan dan menjadikan kehidupan yang harmonis.

0 komentar:

Posting Komentar